BAB II
PEMBAHASAN
1. MODEL-MODEL PTK
Menurut
Good dan Travers, Model adalahabstraksidunianyataatau representative
peristiwakompleksdarisuatu system, dalambentuknaratif, matematis, grafis,
sertalambang-lambanglainnya[1].Model bukanlahrealitastetapi representative realitas yang
dikembangkandarikeadaantertentu.Dengandemikian model padadasarnyarancangan yang
dapatdigunakanuntukmenerjemahkansesuatukedalamrealitas yang sifatnyapraktis.
Fungsidari model
sebagaisaranauntukmempermudahberkomunikasiatausebagai petunjuk yangbersifatperspektifuntukmengambilsuatukeputusan,
atausebagaipetunjukmemyusunperencanaanuntukkegiatanpengelolaan. Menurut
Nadler model yang baikadalah model yang
dapatmenolongpenggunauntukmengertidanmemahamisuatu proses
secaramendasardanmenyeluruh[2].
Adapunmanfaatlainnyayaitu :
1. Model
dapatmenjelaskanbeberapaaspekperilakudaninteraksimanusia.
2. Model
dapatmengintegrasikanseluruhpengetahuanhasilobservasidanpenelitian.
3. Model
dapatmenyederhanakansuatu proses yang bersifatkompleks.
4. Model
dapatdigunakansebagaipedomanuntukmelakukankegiatan.
A.
Macam
– Macam Model PTK
1. Model
Kurt Lewin
Pada
model Kurt Lewin, Kurt Lewinmenjelaskanada 4 yang harusdilakukandalam proses
penelitiantindakanyakni ;perencanaan, tindakan, observasi,
danrefleksi.Pelaksanaanpenelitiantindakanadalah proses yang terjadidalamsuatulingkaranterusmenerus.
Perencanaan
Refleksi Tindakan
Observasi
Gambar
1.1 PenelitianTindakan model Kurt Lewin
-
Perencanaanadalah proses
menentukanperbaikan yang berangkatdarisuatu ide gagasanpenelitian
-
Tindakanadalahperlakuan yang dilaksanakanolehpenelitisesuaidenganperencanaan
yang telahdisusunolehpeneliti
-
Observasiadalahpengamatan yang
dilakukanuntukmengetahuiefektivitastindakanataumengumpulkaninformasitentangberbagaikelemahan
(kekurangan) tindakan yang telahdilakukan
-
Refleksiadalahkegiatananalisistentanghasilobservasihinggamemunculkan
program atauperencanaanbaru.
1.1. Model
Lewin yang ditafsirkanolehKemmis
Model inimenggambarkansebuah spiral
daribeberapasikluskegiatan.Sikluskegiatannyaterdiridarimengidentifikasigagasanumum,
melakukan reconnaissance, menyusunrencanaumum, mengembangkanlangkahtindakan
yang pertama, mengimplementasikanlangkahtindakanpertama, mengevaluasi,
danmemperbaikirancanganumum.
Dari siklusdasar
yang pertamainilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan
dapat memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral
keperencanaan langkah tindakan kedua. Apabila dalam implementasinya kemudian
dievaluasi masih terdapat kesalahan atau kekurangan, masih bisa diperbaiki atau
modifikasi, kemudian secara spiral dilanjutkan dengan perencanaan tindakan
ketiga, dan seterusnya. Siklus ini berhenti jika tindakan yang dilakukan
penyaji sudah dievaluasi baik atau sudah menguasai keterampilan mengajar yang
dicobakan dalam penelitian tersebut.
Dapat disimpulkan
penafsiran yang diberikan olehKemmis meliputi :
a. Penyusungagasanataurencanaumumdapatdilakukanjauhsebelumnya
b. Reconnaissance
bukanhanyakegiatanmenemukanfaktalapanganakantetapijugamencakupanalisisdanseterusnyaberlanjutpadasiklusberikutnyadanbukanhanyapadaawalsaja
c. Implementasitiindakanbukanpekerjaan
yang mudah,
karenanyajanganlangsungdievaluasimelainkandimonitirdahulusampailangkahimplementasidilakukansecara
optimal[3].
2. Model
Ebbut
MenurutEbbutsuatupenelitiantindakanharusdimulaidariadanyagagasanawal.Gagasanawaladalahdidorongolehkeinginanpenelitiuntukmelakukansuatuperbaikan
proses untukmenghasilkansesuatu yang lebih optimal[4].
Berdasarkangagasanawalitu,
penelitikemudianberupayamenemukanberbagaitindakanapasaja yang
harusdilakukanuntukmenyelesaikannya. Berbekalpengetahuanhasildari proses
analisis, kemudianpenelitimenyusunrancanganumum yang
berisitentanglangkah-langkah yang dapatdilakukanyangselanjutnyadiimplementasikan.
Selamadalammengimplementasidilakukanlah monitoring untukmelihatpengaruh yang
ditimbulkanadanyatindakanatauperlakuanpeneliti.
Dari hasil monitoring
kemudiandisusunpenjelasantentangberbagaikegagalan yang
terjadidaripenelitiantindakan yang telahdilakukan.Penjelasantersebut yang
kemudianmenjadimasukandalammerevisirencanaumum yang selanjutnyaakanmelahirkanrencana implementasiulanguntukimplementasiselanjutnyaatauputaran yangkedua.
Jikaterjadikegagalandilakukanlagiimplementasiulangsampaipadaputarantertentu.
3. Model
Elliot
Model Elliot ditekankankepada
proses untukmencobahal-halbarudalam proses pembelajaran. Langkahawal yang
dilakukanmenurut Elliot adalahmenentukandanmengembangkangagasanumum yang dilanjutkandenganmelakukaneksplorasiyaknistudiuntukmempetajamgagasanatau
ide[5].
Jikapenelitimerasasudahcukup,
selanjutnyadilanjutidenganmelakukantindakanpertama (kesatu) yang
selamapelaksanaannyadilakukan monitoring danekplorasi.Hasildaripada monitoring
daneksplorasiselanjutnyadapatdilakukantindakankeduaataukembalimerevisirencana.
4. Model
Hopkins
Penelitiantindakanmenurut Hopkins
dilakukanmembentuk spiral yang
dimulaidarimerasakanadanyamasalahmenyusunperencanaan, melaksanakantindakan,
melakukanobservasi, mengadakanrefleksi, melakukanrencanaulang, melakukantindakandanseterusnya[6].
Contohnya, permasalahanpenelitiandifokuskankepada strategibertanyakepadasiswadalampembelajaransains.Keputusaninitimbuldaripengamatantahapawalyang
menunjukanbahwasiswabelajarsainsdengancaramenghafaldanbukandalam proses
inkuiri. Dalamdiskusidipikirkancarauntukmendoronginkuirisiswa,
apakahdenganmengubahkurikulumataumengubahcaraTanyasiswa.
Kemudiandiputuskanuntukmenyusunstrategibertanya.Setelah menyamakandirancanglahstrategibertanyauntukmendorongsiswamenjawabpertanyaansendiri.Kegiatantersebutdilakukanpadatahapperencanaan.Padatindakan,
mulaidiajukanpertanyaan-pertanyaankepadasiswauntukmendorongmerekamengatakanapa
yang merekapahamidanminati. Kemudiandilakukanpengamatan,
pertanyandanjawabansiswadicatatataudirekam yang
kemudiandibuatbukucatatandalambukuharian.Kemudianpadarefleksidilihatapakahkegiatan
yang dilakukanmengalamikegagalanatau tidak, jikaterjadikegagalan maka harusdiperbaikiataudimodifikasi.
5.
Model
Cohen Dkk
Saat melaksanakan PTK, peneliti
harus mengikuti langkah-langkah tertentu agar proses yang ditempuh tepat,
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Model Cohen dikembangkan oleh
beberapa ahli penelitian yaitu (1) Cohen dan Manion (1980), Taba dan Noel
(1982), serta Winter (1989). Berikut ini beberapa langkah yang hendaknya
diikuti dalam melakukan PTK (disarikan dari Marzuki: 1997 dalam Sukayat: 2008).
Beberapa langkah tersebut adalah
a.
Mengidentifikasi
dan merumuskan masalah Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang
dianggap penting dan kritis yang harus segera dicarikan penyelesaian
dalam pembelajaran seharihari, antara lain meliputi ruang lingkup masalah,
identifikasi masalah dan perumusan masalah.Ruang lingkup masalah Di bidang
pendidikan, PTK telah digunakan untuk pengembangan kurikulum dan program
perbaikan sekolah. Contoh PTK dalam pembelajaran berkaitan dengan:
1) metode/strategi
pembelajaran;
2) media
pembelajaran.
Identifikasi masalah Masalah yang akan diteliti memang
ada dan sering muncul selamaproses pembelajaran sehari-hari sehingga perlu
dicarikan penyelesaian. Ada beberapa kriteria dalam menentukan masalah yaitu:
1)
masalahnya memang penting dan sekaligus signifikan
dilihat dari segi pengembangan kelas dan sekolah;
2) masalah
hendaknya dalam jangkauan penanganan;
3) pernyataan
masalahnya harus mengungkap beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab dan
faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasar hal-hal fundamental ini
dari pada berdasarkan fenomena dangkal.
Perumusan MasalahPada intinya,
rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan
keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk
yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997)Beberapa
petunjuk tersebut antara lain:
1) masalah
hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai maknaganda dan
pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya;
2)rumusan masalah hendaknya
menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel
lain;
3) rumusan
masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah
itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut.
b.
Analisis masalah
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi problem
yang ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya sehingga dapat
memberikan penekanan tindakan.
c.
Merumuskan hipotesis tindakan
Hipotesis dalam PTK bukan hipotesis perbedaan atau hubungan, melainkan
hipotesis tindakan.Rumusan hipotesis tindakan memuat jawaban sementara terhadap
persoalan yang diajukan dalam PTK.Jawaban itu masih bersifat teoritik dan
dianggap benar sebelum terbukti salah melalui pembuktian dengan menggunakan
data dari PTK.
d.
Membuat rencana tindakan dan pemantauan
Rencana
tindakan memuat informasi-informasi tentang hal-hal sebagai berikut:
1)apa yang diperlukan untuk
menentukan kemungkinan pemecahan masalah yang telah dirumuskan;
2) alat-alat
dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data;
3) rencana
pencatatan data dan pengolahannya;
4) rencana
untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasil.
e. Pelaksanaan
tindakan dan pencatatan
Pelaksanaan
tindakan yang telah direncanakan hendaknya cukup fleksibel untuk mencapai
perbaikan yang diinginkan.Dalam hal ini jika sesuatu terjadi dan memerlukan
perubahan karena tuntutan situasi (pada saat pelaksanaan tindakan), maka
peneliti hendaknya siap melakukan perubahan asal perubahan tersebut mendukung
tercapainya tujuan PTK.Pada saat pelaksanaan tindakan berarti pengumpulan data
mulai dilakukan. Data yang dikumpulkan mencakup semua yang dilakukan oleh tim
peneliti yang terkait dalam PTK, antara lain melalui angket, catatan lapangan,
wawancara, rekaman video, foto, dan slide.
f. Mengolah dan
menafsirkan data
Isi semua
catatan hendaknya dilihat dan dijadikan landasan untuk refleksi. Dalam hal ini
peneliti harus membandingkan isi catatan yang dilakukan tim untuk menentukan
hasil temuan. Semua yang terjadi baik yang direncanakan maupun yang tidak
direncanakan perlu dianalisis untuk menentukan apakah ada perubahan yang
signifikan ke arah perbaikan.
g. Pelaporan
hasil Hasil dari analisis data dilaporkan secara lengkap tentang pelaksanaan
tindakan yang telah direncanakan maupun perubahan yang mungkin terjadi.
6.
Model
PenelitianTindakanKelasBentukSiklus
Pada
model penelitianinidinamakan model siklusdikarenakan model inimenonjolkankegiatan yang
harusdilaksanakanolehsetiappeneliti, misalnya guru dalamsetiap kali
putaran.Prosedurpenelitianinimeliputi :
a.
PTK dimulaidenganmelakukanrefleksi,
yaitu proses menganalisispembelajaran yang berlangsung.
Hasildarirefleksiiniadalahpenelitimerasakanadanyamasalahmendesak
yang harusdicarijalankeluarnya.
b.
Melakukanstudipendahuluandenganmengkaji
literature danmelakukankonsultasidengan orang yang
dianggapmemilikikeahliandalam proses pembelajaran.
Studipendahuluaninibertujuanuntukmempertajampermasalahan,
mengkajiberbagaitindakan yang dapatdilakukansesuaipermasalahan,
danmerumuskanhipotesistindakan.
c.
Menyusunperencanaanawaltentangtindakansesuaidenganhasilstudipendahuluan,
yang menyangkuttahapkegiatan, berbagaialat, media dansumberbelajar, danwaktu,
serta instrument
d.
Melakukantindakanpadaputaranpertamasesuaidenganperencanaanawal.
Padatahapinidilakukantigakegiatanyaitu ; implementasitindakan yang
sesuaiperencanaanawal, melakukanobservasi, melakukanrefleksi
e.
Menyusunrencanatahapdua,
yaknirencanahasilrefleksipadaputaranpertama
f.
Melakukantindakanputarankeduasesuaidenganrencanatahapdua
(seperti yang
yangdilakukanpadatahapsatu).
7. Model Mc Kernan
Sebuah model lain yang juga dikembangkan atas dasar ide Lewin atau yang
diinterpretasikan oleh Kemmis adalah model penelitian tindakan Mc Kernan. Model
ini juga dinamakan Model Proses Waktu (a Time Process Model ). Menurut
Mc Kernan, sangatlah penting untuk mengingat bahwa kita tidak perlu untuk
selalu terikat oleh waktu, terutama untuk pemecahan permasalahan hendaknya
tindakan dilakukan secara rasional dan demokratis.
Perlu diketahui sebenarnya model-model yang telah digambarkan di atas lebih
memberikan gambaran garis besar proses daripada suatu teknologi. Urutan
langkah-langkah memang diperlihatkan, tetapi hanya sedikit sekali yang
menyinggung soal ‘apa’ dan ‘bagaimana’ antara langkah-langkah ini, tidak
mengherankan kalau kemudian model-model ini dapat membingungkan para praktisi.
Bahkan, Ebbut sendiri mengakui bahwa penggambaran Elliot cenderung sulit untuk
dimengerti.
Dalam rangka upaya untuk menambah pemahaman dan wawasan tentang penelitian
tindakan kelas, perlu diketahui beberapa model dan bentuk penelitian
tindakan. Model yang dikembangkan oleh Ebbut, Kemmis dan Mc Taggart, Elliot dan
Mc Kernan menunjukkan banyak persamaan, terutama bila diperhatikan tahap-tahap
yang ada di dalamnya. Sebagai seorang peneliti yang memiliki wawasan luas, biasanya
tidak sulit untuk mengadopsi salah satu model atau bentuk yang disesuaikan
dengan kebutuhan, situasi dan kondisi yang ada.
B. UNSUR-UNSUR
MODEL PENELITIAN
Model penelitian
tindakan memiliki bagan yang berbeda, akan tetapi setiap model memiliki tahapan
atau unsur-unsur sebagai berikut[7] :
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan yang disusun sebelum
tindakan dimulai, dengan menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, olehsiapa dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan, istilah untuk cara ini adalah penelitian
kolaborasi, cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur
subjektivitas serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dalam penelitian
kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah gurun itu sendiri, sedangkan
yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan
adalah peneliti, bukun guru yang sedang melakukan tindakan, kolaborasi juga
dapat dilakukan oleh dua orang guru, dengan cara bergantian mengamati.
Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan
titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam
fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung,
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau atau adanya tindakan itu sendiri yakni
perlakuan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun
sebelumnya atau pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan. Yaitu mengenakan tindakan dikelas.
Dalam mengajukan laporan penelitiannya, peneliti tidak
melaporkan seperti apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan
pelaksanaan, oleh karena itu, bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap
menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan.
3. Pengamatan ( Observasi )
Kegiatan yang dilakukan oleh pengamat untuk mengumpulkan
informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang
ditimbulkan oleh perlakuan guru.
4. Refleksi
Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan
menganalisis hasil observasi terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang
perlu diperbaiki. Refleksi berasal dari bahasa inggris reflection, yaitu
pemantulan, untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
C.
PENGEMBANGAN DESAIN PTK
Desain atau model-model PTK tersebut, dapat dilakukan untuk
semua mata pelajaran, terutama yang didalamnya terdapat praktek. Pemilihan
desain atau model yang akan digunakan bergantung kepada permasalahan yang
dihadapi praktisi di lapangan serta pemahaman dan kemampuannya terhadap suatu
model PTK. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan diikuti guru kaitannya
dengan penerapan suatu model PTK adalah:
1.
Ide
awal; berupa suatu upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Dengan penerapan TPK itu peneliti mau berbuat apa demi suatu
perubahan dan perbaikan?
2.
Pra-survei/temuan awal; untuk
mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan
diteliti (kemajuan belajar, sarana, sikap siswa).
3.
Diagnosis; biasanya dilakukan oleh
peneliti dari “luar” lingkungan sekolah atau kelas yang menjadi sasaran
penelitian.
4.
Perencanaan; terkait dengan
pendekatan, metode, teknik atau strategi pembelajaran, dan media atau materi
pembelajaran, dsb.
5.
Implementasi (realisasi) tindakan;
misalnya strategi apa yang digunakan atau materi apa yang diajarkan atau
dibahas.
6.
Observasi (monitoring); harus
mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian (misalnya,
kinerja guru, situasi kelas, perilaku siswa, penyerapan terhadap materi, dsb).
7.
Refleksi atau evaluasi, dilakukan
oleh kolaborator atau dengan partisipan yang terkait suatu PTK. Berdasarkan
refleksi suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan.
8.
Penyusunan Laporan; setelah
penelitian berakhir.
Caesars Casino & Resort, Las Vegas - MapYRO
ReplyDeleteGet directions, reviews and information for Caesars Casino & Resort, 성남 출장안마 Las Vegas in Las Vegas, 청주 출장안마 NV. 여주 출장안마 777 Casino Center Dr. Las 전주 출장샵 Vegas, 서귀포 출장안마 NV 89109.