Tuesday, January 6, 2015

model PTK



BAB II

PEMBAHASAN







1.      MODEL-MODEL PTK

            Menurut Good dan Travers, Model adalahabstraksidunianyataatau representative peristiwakompleksdarisuatu system, dalambentuknaratif, matematis, grafis, sertalambang-lambanglainnya[1].Model bukanlahrealitastetapi representative realitas yang dikembangkandarikeadaantertentu.Dengandemikian model padadasarnyarancangan yang dapatdigunakanuntukmenerjemahkansesuatukedalamrealitas yang sifatnyapraktis.

            Fungsidari model sebagaisaranauntukmempermudahberkomunikasiatausebagai petunjuk yangbersifatperspektifuntukmengambilsuatukeputusan, atausebagaipetunjukmemyusunperencanaanuntukkegiatanpengelolaan. Menurut Nadler model yang baikadalah model yang dapatmenolongpenggunauntukmengertidanmemahamisuatu proses secaramendasardanmenyeluruh[2]. Adapunmanfaatlainnyayaitu :

1.      Model dapatmenjelaskanbeberapaaspekperilakudaninteraksimanusia.

2.      Model dapatmengintegrasikanseluruhpengetahuanhasilobservasidanpenelitian.

3.      Model dapatmenyederhanakansuatu proses yang bersifatkompleks.

4.      Model dapatdigunakansebagaipedomanuntukmelakukankegiatan.



A.    Macam – Macam Model PTK

1.       Model Kurt Lewin

Pada model Kurt Lewin, Kurt Lewinmenjelaskanada 4 yang harusdilakukandalam proses penelitiantindakanyakni ;perencanaan, tindakan, observasi, danrefleksi.Pelaksanaanpenelitiantindakanadalah proses yang terjadidalamsuatulingkaranterusmenerus.







Perencanaan







                              Refleksi                                                     Tindakan







Observasi



Gambar 1.1 PenelitianTindakan model Kurt Lewin









-          Perencanaanadalah proses menentukanperbaikan yang berangkatdarisuatu ide gagasanpenelitian

-          Tindakanadalahperlakuan yang dilaksanakanolehpenelitisesuaidenganperencanaan yang telahdisusunolehpeneliti

-          Observasiadalahpengamatan yang dilakukanuntukmengetahuiefektivitastindakanataumengumpulkaninformasitentangberbagaikelemahan (kekurangan) tindakan yang telahdilakukan

-          Refleksiadalahkegiatananalisistentanghasilobservasihinggamemunculkan program atauperencanaanbaru.



1.1.   Model Lewin yang ditafsirkanolehKemmis

Model inimenggambarkansebuah spiral daribeberapasikluskegiatan.Sikluskegiatannyaterdiridarimengidentifikasigagasanumum, melakukan reconnaissance, menyusunrencanaumum, mengembangkanlangkahtindakan yang pertama, mengimplementasikanlangkahtindakanpertama, mengevaluasi, danmemperbaikirancanganumum.

Dari siklusdasar yang pertamainilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral keperencanaan langkah tindakan kedua. Apabila dalam implementasinya kemudian dievaluasi masih terdapat kesalahan atau kekurangan, masih bisa diperbaiki atau modifikasi, kemudian secara spiral dilanjutkan dengan perencanaan tindakan ketiga, dan seterusnya. Siklus ini berhenti jika tindakan yang dilakukan penyaji sudah dievaluasi baik atau sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam penelitian tersebut.

Dapat disimpulkan penafsiran yang diberikan olehKemmis meliputi :

a.    Penyusungagasanataurencanaumumdapatdilakukanjauhsebelumnya

b.    Reconnaissance bukanhanyakegiatanmenemukanfaktalapanganakantetapijugamencakupanalisisdanseterusnyaberlanjutpadasiklusberikutnyadanbukanhanyapadaawalsaja

c.    Implementasitiindakanbukanpekerjaan yang mudah, karenanyajanganlangsungdievaluasimelainkandimonitirdahulusampailangkahimplementasidilakukansecara optimal[3].



2.      Model Ebbut

MenurutEbbutsuatupenelitiantindakanharusdimulaidariadanyagagasanawal.Gagasanawaladalahdidorongolehkeinginanpenelitiuntukmelakukansuatuperbaikan proses untukmenghasilkansesuatu yang lebih optimal[4]. Berdasarkangagasanawalitu, penelitikemudianberupayamenemukanberbagaitindakanapasaja yang harusdilakukanuntukmenyelesaikannya. Berbekalpengetahuanhasildari proses analisis, kemudianpenelitimenyusunrancanganumum yang berisitentanglangkah-langkah yang dapatdilakukanyangselanjutnyadiimplementasikan. Selamadalammengimplementasidilakukanlah monitoring untukmelihatpengaruh yang ditimbulkanadanyatindakanatauperlakuanpeneliti.

Dari hasil monitoring kemudiandisusunpenjelasantentangberbagaikegagalan yang terjadidaripenelitiantindakan yang telahdilakukan.Penjelasantersebut yang kemudianmenjadimasukandalammerevisirencanaumum yang selanjutnyaakanmelahirkanrencana implementasiulanguntukimplementasiselanjutnyaatauputaran  yangkedua. Jikaterjadikegagalandilakukanlagiimplementasiulangsampaipadaputarantertentu.







Description: Picture 031.jpg
 



























3.      Model Elliot

Model Elliot ditekankankepada proses untukmencobahal-halbarudalam proses pembelajaran. Langkahawal yang dilakukanmenurut Elliot adalahmenentukandanmengembangkangagasanumum  yang dilanjutkandenganmelakukaneksplorasiyaknistudiuntukmempetajamgagasanatau ide[5]. Jikapenelitimerasasudahcukup, selanjutnyadilanjutidenganmelakukantindakanpertama (kesatu) yang selamapelaksanaannyadilakukan monitoring danekplorasi.Hasildaripada monitoring daneksplorasiselanjutnyadapatdilakukantindakankeduaataukembalimerevisirencana.






















Description: Picture 032.jpgDescription: Picture 032.jpg 


























4.      Model Hopkins

Penelitiantindakanmenurut Hopkins dilakukanmembentuk spiral yang dimulaidarimerasakanadanyamasalahmenyusunperencanaan, melaksanakantindakan, melakukanobservasi, mengadakanrefleksi, melakukanrencanaulang, melakukantindakandanseterusnya[6].

Contohnya, permasalahanpenelitiandifokuskankepada strategibertanyakepadasiswadalampembelajaransains.Keputusaninitimbuldaripengamatantahapawalyang menunjukanbahwasiswabelajarsainsdengancaramenghafaldanbukandalam proses inkuiri. Dalamdiskusidipikirkancarauntukmendoronginkuirisiswa, apakahdenganmengubahkurikulumataumengubahcaraTanyasiswa. Kemudiandiputuskanuntukmenyusunstrategibertanya.Setelah menyamakandirancanglahstrategibertanyauntukmendorongsiswamenjawabpertanyaansendiri.Kegiatantersebutdilakukanpadatahapperencanaan.Padatindakan, mulaidiajukanpertanyaan-pertanyaankepadasiswauntukmendorongmerekamengatakanapa yang merekapahamidanminati. Kemudiandilakukanpengamatan, pertanyandanjawabansiswadicatatataudirekam yang kemudiandibuatbukucatatandalambukuharian.Kemudianpadarefleksidilihatapakahkegiatan yang dilakukanmengalamikegagalanatau tidak, jikaterjadikegagalan maka harusdiperbaikiataudimodifikasi.



Description: Picture 033.jpg
 























5.      Model Cohen Dkk

Saat melaksanakan PTK, peneliti harus mengikuti langkah-langkah tertentu agar proses yang ditempuh tepat, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Model Cohen dikembangkan oleh beberapa ahli penelitian yaitu (1) Cohen dan Manion (1980), Taba dan Noel (1982), serta Winter (1989). Berikut ini beberapa langkah yang hendaknya diikuti dalam melakukan PTK (disarikan dari Marzuki: 1997 dalam Sukayat: 2008). Beberapa langkah tersebut adalah

a.       Mengidentifikasi dan merumuskan masalah Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dianggap  penting dan kritis yang harus segera dicarikan penyelesaian dalam pembelajaran seharihari, antara lain meliputi ruang lingkup masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah.Ruang lingkup masalah Di bidang pendidikan, PTK telah digunakan untuk pengembangan kurikulum dan program perbaikan sekolah. Contoh PTK dalam pembelajaran berkaitan dengan:

1)      metode/strategi pembelajaran;

2)      media pembelajaran.

Identifikasi masalah Masalah yang akan diteliti memang ada dan sering muncul selamaproses pembelajaran sehari-hari sehingga perlu dicarikan penyelesaian. Ada beberapa kriteria dalam menentukan masalah yaitu:

1)        masalahnya memang penting dan sekaligus signifikan dilihat dari segi pengembangan kelas dan sekolah;

2)     masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan;

3)  pernyataan masalahnya harus mengungkap beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasar hal-hal fundamental ini dari pada berdasarkan fenomena dangkal.

Perumusan MasalahPada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997)Beberapa petunjuk tersebut antara lain:

1)  masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai maknaganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya;

2)rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain;

3)    rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut.

b.      Analisis masalah

Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi problem yang ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya sehingga dapat memberikan penekanan tindakan.

c.       Merumuskan hipotesis tindakan

Hipotesis dalam PTK bukan hipotesis perbedaan atau hubungan, melainkan hipotesis tindakan.Rumusan hipotesis tindakan memuat jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan dalam PTK.Jawaban itu masih bersifat teoritik dan dianggap benar sebelum terbukti salah melalui pembuktian dengan menggunakan data dari PTK.

d.      Membuat rencana tindakan dan pemantauan

Rencana tindakan memuat informasi-informasi tentang hal-hal sebagai berikut:

1)apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan pemecahan masalah yang telah dirumuskan;

2)     alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data;

3)      rencana pencatatan data dan pengolahannya;

4)      rencana untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasil.

e.       Pelaksanaan tindakan dan pencatatan

Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan hendaknya cukup fleksibel untuk mencapai perbaikan yang diinginkan.Dalam hal ini jika sesuatu terjadi dan memerlukan perubahan karena tuntutan situasi (pada saat pelaksanaan tindakan), maka peneliti hendaknya siap melakukan perubahan asal perubahan tersebut mendukung tercapainya tujuan PTK.Pada saat pelaksanaan tindakan berarti pengumpulan data mulai dilakukan. Data yang dikumpulkan mencakup semua yang dilakukan oleh tim peneliti yang terkait dalam PTK, antara lain melalui angket, catatan lapangan, wawancara, rekaman video, foto, dan slide.

f.       Mengolah dan menafsirkan data

Isi semua catatan hendaknya dilihat dan dijadikan landasan untuk refleksi. Dalam hal ini peneliti harus membandingkan isi catatan yang dilakukan tim untuk menentukan hasil temuan. Semua yang terjadi baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan perlu dianalisis untuk menentukan apakah ada perubahan yang signifikan ke arah perbaikan.

g.      Pelaporan hasil Hasil dari analisis data dilaporkan secara lengkap tentang pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan maupun perubahan yang mungkin terjadi.



6.      Model PenelitianTindakanKelasBentukSiklus

Pada model penelitianinidinamakan model siklusdikarenakan model inimenonjolkankegiatan yang harusdilaksanakanolehsetiappeneliti, misalnya guru dalamsetiap kali putaran.Prosedurpenelitianinimeliputi :

a.       PTK dimulaidenganmelakukanrefleksi, yaitu proses menganalisispembelajaran yang berlangsung. Hasildarirefleksiiniadalahpenelitimerasakanadanyamasalahmendesak yang harusdicarijalankeluarnya.

b.      Melakukanstudipendahuluandenganmengkaji literature danmelakukankonsultasidengan orang yang dianggapmemilikikeahliandalam proses pembelajaran. Studipendahuluaninibertujuanuntukmempertajampermasalahan, mengkajiberbagaitindakan yang dapatdilakukansesuaipermasalahan, danmerumuskanhipotesistindakan.

c.       Menyusunperencanaanawaltentangtindakansesuaidenganhasilstudipendahuluan, yang menyangkuttahapkegiatan, berbagaialat, media dansumberbelajar, danwaktu, serta instrument

d.      Melakukantindakanpadaputaranpertamasesuaidenganperencanaanawal. Padatahapinidilakukantigakegiatanyaitu ; implementasitindakan yang sesuaiperencanaanawal, melakukanobservasi, melakukanrefleksi

e.       Menyusunrencanatahapdua, yaknirencanahasilrefleksipadaputaranpertama

f.       Description: Picture 034.jpgMelakukantindakanputarankeduasesuaidenganrencanatahapdua (seperti yang yangdilakukanpadatahapsatu).

















7.      Model Mc Kernan

Sebuah model lain yang juga dikembangkan atas dasar ide Lewin atau yang diinterpretasikan oleh Kemmis adalah model penelitian tindakan Mc Kernan. Model ini juga dinamakan Model Proses Waktu (a Time Process Model ). Menurut Mc Kernan, sangatlah penting untuk mengingat bahwa kita tidak perlu untuk selalu terikat oleh waktu, terutama untuk pemecahan permasalahan hendaknya tindakan dilakukan secara rasional dan demokratis.

Perlu diketahui sebenarnya model-model yang telah digambarkan di atas lebih memberikan gambaran garis besar proses daripada suatu teknologi. Urutan langkah-langkah memang diperlihatkan, tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’ dan ‘bagaimana’ antara langkah-langkah ini, tidak mengherankan kalau kemudian model-model ini dapat membingungkan para praktisi. Bahkan, Ebbut sendiri mengakui bahwa penggambaran Elliot cenderung sulit untuk dimengerti.

Dalam rangka upaya untuk menambah pemahaman dan wawasan tentang penelitian tindakan kelas, perlu diketahui beberapa  model dan bentuk penelitian tindakan. Model yang dikembangkan oleh Ebbut, Kemmis dan Mc Taggart, Elliot dan Mc Kernan menunjukkan banyak persamaan, terutama bila diperhatikan tahap-tahap yang ada di dalamnya. Sebagai seorang peneliti yang memiliki wawasan luas, biasanya tidak sulit untuk mengadopsi salah satu model atau bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi yang ada.



B.     UNSUR-UNSUR MODEL PENELITIAN

Model penelitian tindakan memiliki bagan yang berbeda, akan tetapi setiap model memiliki tahapan atau unsur-unsur sebagai berikut[7] :

1.      Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan yang disusun sebelum tindakan dimulai, dengan menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, olehsiapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi, cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah gurun itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukun guru yang sedang melakukan tindakan, kolaborasi juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, dengan cara bergantian mengamati.

Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung,

2.      Pelaksanaan

Pelaksanaan atau atau adanya tindakan itu sendiri yakni perlakuan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya atau pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Yaitu mengenakan tindakan dikelas.

Dalam mengajukan laporan penelitiannya, peneliti tidak melaporkan seperti apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan, oleh karena itu, bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan.

3.      Pengamatan ( Observasi )

Kegiatan yang dilakukan oleh pengamat untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru.

4.      Refleksi

Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis hasil observasi terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu diperbaiki. Refleksi berasal dari bahasa inggris reflection, yaitu pemantulan, untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.





C.    PENGEMBANGAN DESAIN PTK

Desain atau model-model PTK tersebut, dapat dilakukan untuk semua mata pelajaran, terutama yang didalamnya terdapat praktek. Pemilihan desain atau model yang akan digunakan bergantung kepada permasalahan yang dihadapi praktisi di lapangan serta pemahaman dan kemampuannya terhadap suatu model PTK. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan diikuti guru kaitannya dengan penerapan suatu model PTK adalah:

1.      Ide awal; berupa suatu upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan penerapan TPK itu peneliti mau berbuat apa demi suatu perubahan dan perbaikan?

2.      Pra-survei/temuan awal; untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti (kemajuan belajar, sarana, sikap siswa).

3.      Diagnosis; biasanya dilakukan oleh peneliti dari “luar” lingkungan sekolah atau kelas yang menjadi sasaran penelitian.

4.      Perencanaan; terkait dengan pendekatan, metode, teknik atau strategi pembelajaran, dan media atau materi pembelajaran, dsb.

5.      Implementasi (realisasi) tindakan; misalnya strategi apa yang digunakan atau materi apa yang diajarkan atau dibahas.

6.      Observasi (monitoring); harus mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian (misalnya, kinerja guru, situasi kelas, perilaku siswa, penyerapan terhadap materi, dsb).

7.      Refleksi atau evaluasi, dilakukan oleh kolaborator atau dengan partisipan yang terkait suatu PTK. Berdasarkan refleksi suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan.

8.      Penyusunan Laporan; setelah penelitian berakhir.







[1]Ibid, h.48

[2]Ibid, h.49

[3]RochiatiWiriatmadja, MetodePenelitianTindakanKelas, (Bandung : PT.RemajaRosdakarya, 2009), h.63

[4]Op.Cit, h.50

[5]Ibid, h.52

[6]Ibid, h.53


[7]Ibid, h.57

1 comment:

  1. Caesars Casino & Resort, Las Vegas - MapYRO
    Get directions, reviews and information for Caesars Casino & Resort, 성남 출장안마 Las Vegas in Las Vegas, 청주 출장안마 NV. 여주 출장안마 777 Casino Center Dr. Las 전주 출장샵 Vegas, 서귀포 출장안마 NV 89109.

    ReplyDelete